Laut Bekah "Uluwatu"nya Jogja


Kali ini saya melangkahkan kaki ke "Uluwatu"nya Jogja, namanya Laut Bekah. Kenapa saya menyebutnya "Uluwatu", ya karena pemandangan yang disuguhkan hampir sama dengan Uluwatu Bali. Bedanya di Laut Bekah tidak ada pura, sebagai gantinya kita akan menemukan semacam gazebo atau pondok-pondok sebagai tempat istirahat para pemancing.  


Ya, laut Bekah memang surganya para pemancing terutama untuk penggemar Rock Fishing. Di sini saya bertemu dengan para pemancing yang datang dari Kota Jogja, mereka telah lebih dulu datang dan berencana untuk bermalam di Laut Bekah. Kata salah seorang pemancing, memancing di Laut Bekah lebih enak dari pada di Parangtritis meskipun Laut Bekah lebih jauh dari pada Parangtritis. Mereka tidak harus selalu memegang alat pancingnya, mereka bisa mengkaitkan alat pancingnya ke bebatuan yang terdapat di sekitar tempat memancing, sehingga tidak mudah lelah. 


Selain bertemu dengan para penggemar Rock Fishing, saya juga bertemu dengan para pemancing lobster. Jika para pecinta Rock Fishing kebanyakan berasal dari daerah lain, para pemancing lobster ini sebagian besar adalah warga sekitar. Meskipun berasal dari daerah sekitar, para pemburu lobster ini lebih sering menghabiskan malam di Laut Bekah. Lobster merah dihargai Rp.150.000 sedangkan untuk lobster hijau sekitar Rp.280.000 jika kita membelinya dari para pemancing lobster ini. Namun jika kita membelinya dari para pengepul/ tengkulak harga lobster-lobster tersebut bisa naik 2 kali lipat. Katanya lobster hijau lebih enak daripada lobster merah, oleh karena itu harga lobster hijau lebih mahal. 


Anda tidak akan menemukan pantai di sini, karena memang tidak ada pantai jadi anda tidak akan bisa bermain pasir, karena itu pula saya menyebutnya laut. Saat anda tiba, pemandangan yang pertama kali anda lihat adalah perpaduan antara birunya laut dan langit serta hijaunya perbukitan gunung sewu. Lalu setelah anda memarkirkan kendaraan anda dan berjalan di tepi, maka akan terlihat tebing-tebing cantik yang tidak kalah dengan pemandangan di Uluwatu Bali. Jika air laut sedang jernih dan cuaca cerah plus sedikit keberuntungan kita dapat melihat ikan paus yang berenang bebas. Sepertinya menunggu senja di Laut Bekah   juga merupakan hal yang menyenangkan. O iya tempat ini juga dapat dijadikan referensi untuk camping


Ehhh, tapiii butuh perjuangan lho untuk sampai di Laut Bekah, karena medannya agak sedikit "nendang". Januari 2013 lalu saya berangkat dari Jogja sekitar pukul 10.00 pagi, kami naik motor dan memilih untuk lewat daerah Panggang Bantul, karena lebih dekat daripada lewat Jl.Wonosari. Dari Panggang kami menuju ke Dusun Temon Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kabupaten Wonosari Yogyakarta. Tidak usah khawatir akan tersesat karena akan ada petunjuk jalan menuju Laut Bekah, jika belum menemukan petunjuk jalannya maka tidak usah malu untuk bertanya pada penduduk lokal. Jalan aspal mulus akan menghantarkan anda sampai jalan tanjakan dengan dua lajur corblok, nah sebelum tanjakan akan ada papan petunjuk jalan menuju Laut Bekah. Ikuti jalan sampai melewati gapura Dusun Temon, lalu anda akan menemui jalan batu khas desa-desa yang belum tersentuh aspal. Nah dari sini, perjuangan anda dibutuhkan karena anda akan melewati jalan batu-batu kapur sejauh kurang lebih 4 km dan sedikit berbukit-bukit. Perkiraan waktu tempuh dari Jogja ke Laut Bekah kurang lebih 2 jam perjalanan.

Yang perlu dipersiapkan sebelum touring ke Laut Bekah antara lain:
  • Fisik dan mental yang kuat. Kalo fisik kuat, tapi mentalnya sakit mending ga usah kesini daripada nanti terjun bebas nantang ikan paus tanding renang, dijamin bakal langsung KO.
  • Kesehatan kendaraan perlu diperhatikan, mengingat akan ber offroad ria sejauh kurang lebih 4 km. Lebih baik mengendarai motor bebek dengan rem dan ban yang terawat. 
  • Bawalah bekal yang banyak, terutama air minum dan makanan berat, karena di sini tidak ada orang berjualan makanan dan minuman. Saya kemaren beruntung karena dikasih nasi sama mie instan rebus sama bapak-bapak yang sedang kerja bakti mendirikan gazebo. Gara-garanya teman saya kelaparan terus dia tanya sama  bapak-bapak itu tentang keberadaan warung makan. Ehh malah dikasih mie rebus se wajan + nasi yang cukup lumayan untuk mengganjal perut kami ber 6. Terimakasih pak untuk makanannya, semoga itu bukan bekal makanan bapak yang terpaksa diberikan pada kami dan semoga kelak bapak mendapat gantinya yang lebih baik. 
  • Jika punya teropong sebaiknya dibawa, alat ini dapat membantu penglihatan anda untuk mengamati ikan paus barangkali ikan lumba-lumba juga dapat terlihat.

 selamat mencoba. salam mbolang. ^^v

Komentar